DR. JMT. Simatupang, SH, MH / br. Gultom (Op. Bonar doli)
- Nama : DR. JMT. Simatupang, SH, MH / br. Gultom (Op. Bonar doli)
- Pomparan : Raja Simataniari Sianturi, Ompu Guru Mangindangi nomor sundut 15
- Tempat/tgl lahir : Tapanuli, 26-09-1944
- Alamat : Jl. Taman Lestari Indah Blok O / 24, Lebak Lestari –Lebak Bulus, Jak. Selatan. No WA: 0823 1111 6888.
- Pendidikan :
- Lulus SD/SR Lumban Sinaga Pangaribuan Tapanuli Utara
- Lulus SMP tahun 1961 dari SMP Negeri Simaung maung dolok, Sigompulon Tarutung Tapanuli Utara (ujian persamaan)
- Lulus SGA tahun 1964 dari SGA HKI Tarutung Tapanuli Utara
- Lulus S1 Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus Jl. Teuku Tjikditiro 45 tahun 1971 dan langsung melamar menjadi PNS di Kehakiman
- Lulus S2 dengan gelar Master Hukum dan
- Lulus S3 dengan gelar Doktor bidang Hukum
- Pekerjaan :
- Tahun 1964 – Mengajar di SDN Tjilamaya II pagi Cideng Timur Jakarta Pusat
- Tahun 1972 – Melamar dan masuk menjadi PNS di Kehakiman
- Tanggal 1 April tahun 1974 sudah dilantik dengan SK menjadi Hakim, penempatan pertama di Toli-toli
- Sampai pensiun dari PNS Kehakiman
- Jabatan :
- Hakim tinggi di Prov. Maluku
- Aktifitas Dalam Sosial Marga :
- Ketua Dewan Pengawas Perkumpulan Paposma Se Dunia, Tahun 2021 hingga sampai saat ini.
- Penasehat 5 periode di Punguan Sianturi Simataniari di Jabodetabek hingga sampai saat ini.
- Penasehat Punguan Ompu Guru Mangindangi Sianturi Boru Dohot Bere Sejabodetabek hingga sampai saat ini.
- Sebagai pemberi penghargaan Kepada pencipta lagu Mars Simataniari sekaligus Mars Perkumpulan yaitu: Ir. M.A. Sianturi dan Drs. JPM Sianturi dan pemberi hadiah pada lomba Paduan suara untuk lagu, Juli tahun 2023.
- Penasehat dalam Kepanitiaan Pesta Partangiangan Sepuluh Tahunan Ke-7 (1963-2023), Juli tahun 2023.
- Penggagas dan Pendiri Pendiri Perkumpulan Paposma Se Dunia, Maret 2021.
- Penasehat dalam Kepanitiaan Parningotan 100 Taon Tugu Raja Simataniari Sianturi 16.09.1921 – 16.09.2021, September tahun 2021
- Ketua Umum Panitia Pesta Partangiangan Bolon Sahali 10 Taon yang Ke-VI Tugu Raja Simataniari Sianturi, Juli tahun 2013
- Anak :
- Jhony Patar P. Simatupang / br. Sirait (A. Bonar).
- Orang Tua :
- Damang : Bismar Simatupang (Op. Panusunan)
- Dainang : br. Gultom
- Ompung :
- doli : Ojahan Simatupang (Op. Tiomas).
- boru : br. Gultom.
- Hula-hula Marga : Gultom & Kambey.
- Tulang Marga : Gultom.
- Bona tulang Marga : Gultom.
- Tulang rorobot Marga : Manado.
Cerita Singkat :
Julius kecil lulus dari SD/SR Lumban Sinaga Pangaribuan Tapanuli Utara dengan penuh kesulitan, kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya yaitu SMP. Sesuai kemampuan mendaftar di SMP Lontung Rahut Bosi Pangaribuan Tapanuli Utara sampai kelas 2 kemudian sekolah tutup karena kekurangan siswa. Pada akhirnya Lulus dari SMP tahun 1961 dari SMP Negeri Simaung maung dolok, Sigompulon Tarutung Tapanuli Utara (ujian persamaan).
Pada saat masih SMP, kedua orangtua Julius sudah meninggal yang mana itu semakin menambah sulit situasi. Tetapi tekat dan semangat untuk sekolah dari Julius tetap tinggi sehingga dia memilih sekolah yang cepat mendapatkan pekerjaan, Pilihannya jatuh ke SGA HKI di Tarutung Tapanuli Utara, Singkat cerita 3 tahun kemudian lulus SGA tahun 1964 dari SGA HKI Tarutung Tapanuli Utara.
Tahun 1964 – Merantau ke Jakarta
Setelah lulus tahun 1964 dari SGA HKI Tarutung Tapanuli Utara Julius Mangala Tua Simatupang langsung merantau ke Jakarta dan tinggal di rumah Drs. Marhehe Tua Simatupang/br. Gultom di Komplek Perhubungan, Jl. Budi Kemuliaan.
Dua minggu kemudian pada tahun 1964 sudah bekerja dan mengajar di SD Cideng Timur Jakarta Pusat tidak jauh dari tempat ia tinggal. Tidak mau ada waktu yang terbuang sia-sia, dia kuliah sambil bekerja, kuliah sore ambil jurusan hukum dan lulus dalam 5 tahun.
Lulus S1 Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus Jl. Teuku Tjikditiro 45 Tahun 1971
Memang didalam hatinya, tidak ingin menjadi guru untuk selamanya, sehingga setelah lulus kuliah dari Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus Jl. Teuku Tjikditiro 45 pada tahun 1971, kemudian tahun 1972 melamar dan masuk menjadi PNS di Kehakiman, disana mendapatkan kesempatan untuk magang 3 bulan, setelah itu kemudian menjadi Panitera, belajar membuat putusan dan menjadi Hakim pengganti setelah itu penempatan pertama di Toli-toli.
Tanggal 1 April 1974 sudah dilantik dengan SK menjadi Hakim, penempatan pertama di Toli-toli, meniti karir mulai dari tangga pertama perlahan tapi pasti sampai menjadi kepala kehakiman di provinsi Maluku, demikian juga dalam peningkatan pengetahuan dan memperdalam ilmu berhasil lulus menjadi S2 dengan gelar Master Hukum dan kemudian S3 dengan gelar Doktor bidang Hukum, bersyukur Kepada Tuhan karena Bpk. Dr. JMT. Simatupang, SH., MH. dapat mengakhiri karir sampai pensiun.
“TUHAN MEMBERI KELEGAAN KEPADA KITA”
Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan dari beberapa percobaan yang dilakukan, sebelum akhirnya berhasil. Terkadang kita merasa lelah, jenuh dengan keadaan seperti ini. Akibatnya kedamaian didalam hati tanpa disadari mulai hilang dan berganti menjadi kegelisahan yang mengusik hati kita.
Sebagai umat beriman, sangat perlu untuk kembali bersandar kepada Tuhan sebagai sumber damai sejahtera. Firman Tuhan yang mengajak kita untuk mau datang Kepada Nya didalam segala kelelahan kita. Dengan kekuatan yang bersumber daripada Tuhan, kita mendapatkan kelegaan yang penuh damai sejahtera.
Matius 11:28 berbunyi ; “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”
Percayalah kelegaan dari Tuhan akan menjadi kekuatan yang sangat luar biasa sebagai modal kita mencapai keberhasilan. Disaat rintangan menghadang, kita akan dapat membangun kesabaran karena Tuhan melindungi umat Nya.
Kisah Dan Pengalaman Hidup.
Pada waktu saya pribadi bekerja sebagai Guru di Sekolah Dasar Negeri selama enam tahun, saat itu saya merasa terbebani dengan beban berat karena penghasilan atau gaji Guru yang sangat terbatas, penghasilan satu bulan hanya cukup untuk sepuluh hari saja, padahal rata-rata 30 hari dalam satu bulan.
Bagaimana tidak ini sungguh menjadi beban berat dan membuat hati sesak yang mana harus dipikirkan bagaimana cara untuk menutup kebutuhan 20 (dua puluh) hari lainnya dalam satu bulan. Disisi lain orangtua dari murid-murid SDN Tjilamaya II pagi dimana tempat saya mengajar, dalam data-data yang dapat dilihat secara terbuka dari buku induk register murid-murid di Sekolah tersebut ternyata adalah para pengusaha, pejabat dan pemangku profesi yang hebat-hebat diantaranya sebagai menteri, kepala dinas, Pilot, Pejabat Bea Cukai, Direktur Bank dan lain-lain.
Murid-murid di Sekolah ini adalah Anak yangg tumbuh dalam lingkungan keluarga yang berkecukupan, hebat dan menurut ku adalah luarbiasa, dısisi yang lain, saya hanya sebagai Guru SDN yang datang ke Sekolah dengan berjalan kaki darı Jalan Budi Kemuliaan (dalam) no.45B (rumah dinas perhubungan yang ditempati oleh Drs. Marhehetua Simatupang/br. Gultom), dari rumah ini lah saya setiap hari jalan kaki ke ujung Jalan Budi Kemuliaan memotong Jalan Tanah Abang Timur ke Jalan Tanah Abang I, II atau III, menuju SD Tjilamaya II yang berada tepat diseberang Kali Tjideng, saya tinggalkan Tjideng Timur menyeberang ke Tjideng Barat menuju SDN Tjilamaya II Pagi, ini setiap harinya berangkat pagi hari dan pulang siang harinya selepas jam kerja mengajar di Sekolah.
Lucunya dalam dua minggu, sepatu yang saya pakai dimana itu saya beli dari penjual sepatu bekas, dengan kondisi bagian tumit sudah miring dimakan aspal, rutin ditambal di sol sepatu minimal sekali dalam tığa bulan. Pada saat itu, çıta-çıta yang ada dihati ini adalah bagaimana bisa memiliki sebuah sepeda yang velegnya mengkilap dan indah saat berputar (di goes).
Itu tercapai dengan cara yang diluar perkiraan saya, murid-murid di Sekolah ini ternyata tanpa setahu kıta sebagai Guru mereka, pasti memperhatikan keadaan Gurunya sehari-hari, diantara murid ini ada yang bercerita kepada orangtua mereka tentang Guru-Gurunya.
Suatu hari seorang dari murid yang tinggal di Kampung Bali Kec. Tanah Abang, datang ke Saya lalu berkata; “Pa Guru, Papi saya pesan, jika Pa Guru tidak keberatan, Papiku mau belikan sepeda untuk Pa Guru.
Ini sekira tahun 1965. Oooh begitu, sampaikan kepada Papimu ya, terimakasih banyak, tetapi bolehkah tidak biar Pak Guru (saya) yang belikan dan cari sendiri sepedanya, tolong beritahu Papimu ya!
Pesan itu sampai kepada orangtuanya, besoknya saya dibawakan amplop uang lembaran lima ribu rupiah dalam kondisi baru sebanyak 5 (lima) lembar, berarti jika ditotal itu menjadi dua puluh lima ribu rupiah. Untuk diketahui, itulah pengalaman pertama kali dalam hidupku, dimana saya menerima uang sebesar itu uang baru semuanya.
Ini mungkin saja disebut “gratifikasi“ dalam istilah saat ini. Begitu beşarnya uang itu bagi saya. Otak saya langsung mengingat Persatuan Penjual Sepeda Bekas di Pasar Rumput, sampai Sekarang masih ada.
Mimpi dan cita-cita saya saat itu menjadi kenyataan, sehingga setiap hari saya naik sepeda kesekolah, setelah tiba di sekolah, saya rutin stell jari-jari roda di bengkel dan atau kalau tidak saya sekalin cuci sepeda dititip dan saya mengajar di SDN Tjilamaya II, Kelas II pagi.
@sekretariatperkumpulan2024